Perjalanan sejarah sounding wedding di tanah air memang sungguh menarik untuk diulas. Sounding wedding merupakan tradisi unik yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak zaman dahulu. Dalam perjalanan panjangnya, sounding wedding telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan yang menarik untuk disimak.
Menurut sejarawan budaya, Prof. Dr. Slamet Muljana, sounding wedding pertama kali muncul di Indonesia pada abad ke-14. Tradisi ini awalnya merupakan bagian dari upacara adat masyarakat Jawa untuk menyatukan dua keluarga yang akan menjalani kehidupan bersama. “Sounding wedding dianggap sebagai simbol persatuan dan kesatuan antara dua keluarga yang akan menjalin hubungan kekerabatan,” ujar Prof. Slamet.
Seiring berjalannya waktu, sounding wedding mengalami transformasi yang cukup signifikan. Awalnya, sounding wedding hanya dilakukan dengan menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan dan angklung. Namun, seiring dengan masuknya pengaruh budaya Barat, alat musik modern seperti keyboard dan drum juga mulai digunakan dalam pelaksanaan sounding wedding.
Menurut pakar musik tradisional, Dr. Sutrisno Hartana, perkembangan alat musik dalam sounding wedding tidak mengubah makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut. “Meskipun menggunakan alat musik modern, esensi dari sounding wedding tetap sama, yaitu sebagai simbol persatuan dan kesatuan antara dua keluarga,” ungkap Dr. Sutrisno.
Hingga kini, sounding wedding masih tetap dilestarikan dan menjadi bagian penting dalam pernikahan tradisional di Indonesia. Banyak pasangan yang memilih untuk mengadakan sounding wedding sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan tradisi nenek moyang mereka. Dengan demikian, sounding wedding tidak hanya menjadi sebuah upacara pernikahan, namun juga menjadi bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita patut bangga akan keberagaman budaya yang dimiliki, termasuk dalam tradisi pernikahan seperti sounding wedding. Mari kita terus lestarikan tradisi-tradisi nenek moyang kita agar tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Semoga perjalanan sejarah sounding wedding di tanah air terus berlangsung dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.